February 16, 2011

Which is the best... ???

Ikan yang dimasak dengan cara dibakar dan direbus, menghasilkan asam lemak omega-3 yang baik bagi kesehatan jantung, dibandingkan ikan yang digoreng, asin atau kering. Apalagi jika disajikan dengan kecap rendah natrium atau tahu. Hal itu dipresentasikan pada sesi ilmiah pertemuan American Heart Association 2009.
“Merebus atau memanggang ikan dengan kecap rendah natrium atau tahu, banyak manfaatnya. Tetapi, tidak jika digoreng, asin atau kering,” ujar pemimpin penelitian Lixin Meng, M.S., dari University of Hawaii, Manoa.
Menurut peneliti, manfaat asam lemak omega-3 sebagai perlindungan jantung sangat bervariasi. Tergantung jenis kelamin dan etnis, faktor kerentanan genetik atau faktor hormonal. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Tapi, dari mana sumber omega-3 yang paling menguntungkan?
Dalam studi ini, peneliti mempelajari sumber, jenis, jumlah dan frekuensi makanan omega-3 yang dikonsumsi antar jenis kelamin dan kelompok etnis. Subyek penelitian adalah multietnis yang tinggal di kota Hawaii dan Los Angeles. Mereka direkrut dari tahun 1993 dan 1996. Seluruhnya berjumlah 82.243 pria dan 103,884 wanita dari etnis Afrika-Amerika, Kaukasia, Jepang, keturunan Hawaii dan Latin, berusia 45-75 tahun tanpa riwayat penyakit jantung.
Peneliti membagi asupan sarden tuna, ikan sarden lain, termasuk kerang, atau produk kedelai yang mengandung omega-3 (kedelai,tahu, dan kecap) ke dalam kuintil, kuartil, atau tertiles. Saat diberikan, peneliti mengamati metode penyajian: mentah, dipanggang, direbus, digoreng; asin atau kering. Penelitian awal tidak menyertakan ikan bakar.
Mereka yang ada dalam kuintil tertinggi mengkonsumsi rata-rata 3,3 gram asam lemak omega-3 sehari. Yang terendah mengkonsumsi sekitar 0,8 gram perhari. Asupan asam lemak omega-3 secara keseluruhan berhubungan terbalik dengan risiko kematian akibat penyakit jantung pada pria. Tren ini terutama terlihat pada etnis Kaukasia, Jepang, dan Amerika Latin. Tapi tidak berdampak banyak pada orang kulit hitam atau Hawaii. “Hasilnya harus ditafsirkan dengan hati-hati,” kata Meng.
Secara keseluruhan, pria yang mengkonsumsi sekitar 3,3 gram perhari asam lemak omega-3, berisiko 23% lebih rendah mengalami kematian jantung dibanding mereka yang makan 0,8 gram/hari. “Kita melihat bahwa semakin tinggi mengkonsumsi asupan omega-3, makin rendah risiko kematian akibat penyakit jantung di antara manusia,” kata Meng.
Ia juga mencatat, ternyata orang Jepang dan Hawaii lebih sering mengkonsumsi ikan dibandingkan orang kulit putih, kulit hitam dan Latin. Dan mereka memproses ikan dalam berbagai metode. Pada wanita, efek omega-3 terhadap jantung tidak signifikan. Ikan yang disajikan asin dan kering, adalah faktor risiko pada wanita.
Sebaliknya, menambahkan kurang dari 1,1 gram/hari kecap dan saus teriyaki di meja makan adalah pelindung bagi pria, tapi tidak jika lebih dari 1,1 gram/hari. Untuk wanita, penggunaan kecap berhubungan terbalik dengan kematian akibat penyakit jantung. Tercatat, kecap tinggi sodium dapat meningkatkan tekanan darah. Makan tahu juga memiliki efek perlindungan terhadap jantung di semua kelompok etnis.
“Dugaan saya, perempuan yang makan omega-3 dengan kecap dan tahu yang mengandung bahan aktif lain seperti phytoestrogen, memiliki efek lebih kuat dalam melindungi jantung, daripada hanya mengkonsumsi omega-3 saja,” kata Meng. Karena penelitian ini masih memiliki keterbatasan, para peneliti berencana menganalisa pola diet dan lintas-validasi dari kadar asupan omega-3 melalui analisa darah.
“Temuan ini bisa membantu dan membuka pemahaman kita mengenai berapa banyak ikan yang harus dimakan dan bagaimana penyajiannya, agar bisa bermanfaat mencegah penyakit jantung,” kata Meng.

Sumber : ETHICAL DIGEST No. 71 Thn. VII Januari 2010

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by SidEsITe | Bloggerized by SidEsITe - Premium Blogger Themes | Alternative Information